PENDAHULUAN

Kehidupan masyarakat Jawa yang penuh dengan tradisi mulai mengalami perubahan ketika Islam memasuki pulau Jawa. Para pembawa dan penyebar Islam mencari celah-celah di antara kekuatan animisme dan dinamisme, berbagai saluran dan upaya dilakukan untuk memesukan ajaran Islam masuk ke Jawa, penduduk Jawa sarat dengan kehidupan mistik yang diwujudkan dalam upacara-upacara tradisi pemujaan roh nenek moyang (Marina Puspitasari, 2008:1)

Upacara tradisional merupakan bagian kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat dalam mencapai tujuaan dan keselamatan bersama, dan merupakan salah satu perwujudan dari nilai budaya mayarakat pendukungnya. Pada waktu agama Hindu dan Budha merembes memasuki kehidupan masyarakat Jawa, tradisi asli masyarakat Jawa tidak dilenyapkan atau dihilangkan, tatapi sebaliknya kehadiran agama Hindu-Budha melebur menjadi satu kedalam kebudayaan asli, sehingga unsur dari luar telah menjadi milik masyarakat Jawa. Bahkan pada zaman Hindu-Budha inilah kehidupan mistik masyarakat Jawa mengalami puncaknya.

Menurut Sunarto (1979:29), pada awal timbulnya wayang erat hubungannya dengan pemujaan roh leluhur yang disebut hyang. Untuk memnghormati dan memujanya agar selalu dilindungi dilakukan berbagai cara, salah satu dengan pertunjukan bayang-bayang. Pertunjukan bayangbayang roh leluhur ini terus dilakukan sehingga menjadi suatu tradisi dalam masyarakat agraris.

Wayang adalah salah satu jenis kebudayaan Jawa yang telah ada dan dikenal oleh masyarakat Jawa sejak ±1500 tahun yang lalu. Kebudayaan Hindu masuk ke Jawa membawa pengaruh pada pertunjukan bayang-bayang, yang kemudian dikenal dengan pertunjukan wayang. Dalam penyebaran agama Hindu di pulau Jawa, para Brahmana menggunakan kitab Mahabarata dan Ramayan selain kitab Weda sehingga kedua kitab ini dikenal di masyarakat Jawa. Cerita wayang semula menceritakan petualangan dan kepahlawanan nenek moyang kemudian beralih ke cerita Mahabarata dan Ramayana. Pada zaman Hindu ini seni pewayangan semakin populer terutama dengan disalinya ke dalam bahasa Jawa Kuno. (Marina Puspitasari,2008:4)

Menurut Koentjaraningrat, unsur kebudayaan jawa, yang diciptakan dalam rangka mencapai kesejahteraan, keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin:

1)      Kepercayaan

 Kepercayaan merupakan suatu keyakinan yang diyakini oleh seseorang dalam hubungannya terkait dengan tuhan-Nya. Kepercayaan bagi nenek moyang Jawa meliputi: (a) kepercayaan terhadap kosmologi dan kosmogani tentang penciptaan alam dunia beserta susunannya.

(b) kepercayaan terhadap

dewa-dewa sebagai pelindungnya.

(c) kepercayaan terhadap mahluk gaib.

(d) kepercayaan kepada kekuatan dan kesaktian.

2)      Tradisi

Tradisi atau adat istiadat adalah suatu budaya yang pernah dilakukan oleh generasi sebelumnya, dengan mengadakan serangkaian upacara-upacara, antara lain:

a) upacara “paruwatan” yaitu upacara yang dimaksudkan untuk membersihkan seseorang dari kotoran yang masih melekat:

(b) upacara ruwatan, merupakan upacara yang lazim diperingati oleh masyarakat Jawa yang dilaksanakan pada tiap bulan Ruwah:

(c) upacara pernikahan, pelaksanaan upacara pernikahan ini biasanya disesuaikan dengan status sosialnya, tujuan dari upacara ini adalah mengungkapkan rasa syukur dan memanjatkan doa agar kedua mempelai dapat menjalani hidup.

Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan, merupakan bentuk aktivitas manusia dalam tujuan tertentu, oleh karena itu seni budaya mengkomunikasikan nilai-nilai yang mendasari tindakan manusia. Salah satu bentuk kesenian itu adalah pergelaran wayang kulit. Dimana bentuk kebudayaan dari wayang dilambangkan dengan tokoh punakawan. Sedangkan inti pokok dari kebudayaan adalah cipta,rasa dan karsa.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asal Usul Wayang Kulit

Wayang merupakan sebuah warisan budaya nenek moyang yang diperkirakan telah ada sejak ±1500 tahun SM. Wayang sebagai salah satu jenis pertunjukan sering diartikan sebagai bayangan yang tidak jelas atau samarsamar, bergerak kesana kemari. Bayangan yang samar tersebut diartikan sebagai gambaran perwatakan manusia. Di Indonesia terutama dipulau jawa terdapat ratusan jenis wayang yang dapat digolongkan menurut cerita yang dibawakan, cara pementasan wayang , dan bahan yang digunakan untuk membuat wayang. Sekitar separuh lebih dari jumlah wayang tersebut sekarang sudah tidak dipertunjukan lagi, bahkan diantaranya sudah punah. Diantara pertunjukan wayang yang paling utama dan masih terdapat hingga sekarang adalah wayang kulit di Jawa Tenggah. Kepopuleran wayang kulit dikarenakan padat dengan nilai filosofis, pedagogis, historis, dan simbolis.

Dalam perkembangannya dari zaman ke zaman, wayang telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat pendukungnya, baik dalam bentuk atribut, fungsi maupun peranannya. Wayang telah melewati berbagai peristiwa sejarah dari generasi ke generasi. Budaya pewayangan telah melekat dan menjadi bagian hidup dari bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Usia yang demikian panjang dan kenyataan bahwa sampai sekarang masih banyak orang yang menggemari wayang menunjukan betapa tinggi nilai dan berartinya wayang bagi kehidupan masyarakat.

Ada beberapa pendapat mengenai wayang. Wayang berasal dari bahasa Jawa Kuna dari kata wod dan yang, artinya gerakan yang berulang ulang dan tidak tetap, dengan arti kata itu maka dapat dikatakan bahwa wayang berarti wujud bayangan yang samar-samar selalu bergerak-gerak dengan tempat yang tidak tetap. (Marina Puspitasari,2008:32)

Bastomi Suwaji (1993;43) berpendapat bahwa wayang adalah potret kehidupan berisi sanepa, piwulang dan pituduh. Wayang berisi kebiasaan hidup, tingkah laku manusia yang dialami sejak lahir, hidup, meninggal yang semuannya itu merupakan proses alamiah. Dalam proses ini manusia senantiasa mengupayakan keseimbangan dengan alam, sesama manusia, dan tuhan sebagai sang pencipta.

Kata wayang dapat diartikan sebagai gambar atau tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kayu, dan sebagainya untuk mempertunjukan sesuatu lakon atau cerita. Lakon tersebut diceritakan oleh seorang yang disebut dalang. Arti lain dari kata wayang adalah ayang-ayang(bayangan), karena yang dilihat adalah bayangan dalam kelir. Disamping itu ada yang mengartikan bayangan ialah angan-angan. Bentuk apa saja pada wayang disesuaikan dengan perilaku tokoh yang dibayangkan dalam angan-angan misalnya orang baik, digambarkan badanya kurus, mata tajam, dan seterusnya. Sementara orang yang jahat bentuk mulutnya lebar, mukanya lebar, dan seterusnya, sedangkan kulit menunjuk pada bahan yang digunakan (Marina Pustpitasri, 2008:33)

 

 

Fungsi Wayang dalam Masyarakat

Dalam hal ini Manusia setelah melalui tingkatan hidup estetis, dan etis, manusia akan sampai pada tingkatan ketiga, yaitu religius. Pada tingkatan ini, manusia telah terikat dengan Tuhan atau menerima ikatan-ikatannya. Dalam sejarah manusia dijumpai fenomena yang disebut religi. Asal kata religi tidak jelas, ada yang mengatakan bahwa itu berhungan dengan kata ragare, bahasa latin yang berarti mengikat sehingga religius berarti ikatan. Dalam religi, manusia terikat dengan aturan-aturan Tuhan, manusia yang beragama dengan baik, selalu menjahui larangan-Nya, dan melaksanakan segala perintah-Nya. Dengan ungkapan lain, religi adalah penyerahan diri kepada Tuhan, dengan keyakinan bahwa manusia itu tergantung kepada Tuhan. Tuhan diyaikini akan memberikan keselamatan bagi manusia. Untuk memeproleh keselamatan maka manusia berserah diri kepadanya.

Sejarah perkembangan religi masyarakat Jawa telah dimulai sejak zaman prasejarah. Pada waktu itu nenek moyang sudah beranggapan bahwa semua benda yang ada disekelilingnya bernyawa, dan semua yang bergerak dianggap hidup, mempunyai kekuatan gaib, roh yang berwatak baik maupun jahat. Pada zaman prasejarah pertunjukan wayang berfungsi sebagai magis-mitos-religius.

Dalam kepercayaan animisme dan dinamisme, roh orang yang sudah meninggal dianggap lebih kuat atau sakti dan berkuasa dibandingkan ketika masih hidup. Mempercayai bahwa roh orang sudah meninggalmasih berada di lengkungan sekitar, misalnya dipohon-pohon besar, gunung-gunung, bukit dan benda lainnya. Kehadiran roh orang yang sudah meninggal diharapakan dapat memberikan pertolongan dan bantuan serta berkah kepada orang yang masih hidup. Berdasarkan pemikiran itu dengan sendirinya orang samapi pada usaha untuk mendatangkan roh nenek moyang ke dalam rumah, halaman atau tempat yang dianggap keramat. Dengan perantara orang sakti, roh nenek moyang didatangkan dengan diiringi nyanyian, pujian, dan sesaji, seperti: makanan, minuman dan buah-buahan serta wangi-wangian yang digemarinya ketika masih hidup di dunia. Sekalipun hanya untuk waktu yang sementara, namun kesempatan untuk dapat berhubungan langsung dengan roh tersebut sangat penting. Dalam kesempatan ini, mereka yang masih hidup dapat menghortmati roh leluhur, dengan cara ini keluarga dan keturunananya merasa terjamin kelangsungan hidupnya, nasib baik, kebahaigaiaan, dan kemakmuran.

Harapan-harapan yang kemudian mendorong nenek moyang menghasilkan pembuatan bayangan, sehingga orang dapat membayangkan roh orang yang sudah meninggal. Gambar atau lukisan bentuk dari roh yang dibayangkan bukanlah berwujud gambar realitas dari nenek moyang, tetapi berwujud gambar bayangan remang-remang atau semu. Inspirasi bentuk wayang yang dipergunakan untuk pentas bayangan didapat dari bentuk bayangan manusia. Gambar bayangan tersebut diilhami oleh bayangan yang dilihat setiap hari diwaktu pagi. Itulah sebabnya gambar yang dihasilkan mempunyai kaki dan tangan panjang. Pada mulanya tidak sengaja dipasang tabir atau selembar kain untuk membuat bayang-bayang yang kemudian tabir tersebut menjadi perlengkapan wajib dalam pementasan wayang.

Upacara memanggil roh nenek moyang dilakukan pada malam hari, saat roh tersebut melayang-layang sedang mengembara. Tempat yang dipilih untuk mengadakan pertunjukan bayang-bayang adalah ditempat khusus. Di tempat itu disediakan tempat pemujaan seperti dolmen, menhir, dan tahta batu sebagai tempat berkumpul dan tempat duduk roh atau hyang yang datang. Pertunjukan bayang-bayang tersebut diawali dengan cerita mitos kuno tradisional yang berisikan cerita atau kejadian tentang bumi, langit, nenek moyang manusia, dewa dan upacara-upacara yang berhubungan dengan kepercayaan. Diceritakan pila tentang kebesaran dan kepahlawanan nenek moyang serta mengharapkan berkah untuk keselamatan seamanya. Pada zaman ini kepustakaan wayang belum ditulis. Cerita tersebut dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi berikutnya, yang setiap kurun waktu cerita tersebut diubah dan ditambah menurut selera dan situasi zamannya.

Pertunujkan wayang pada zaman kerajaan mataram 1 tidak hanya berfungsi magis-religius, tetapi juga sebagai alat pendidikan dan komunikasi. Cerita diambil dari kitab Mahabarata dan Ramayana yang sudah diberi sifat lokal dan bercampur mitos kuno tradisional. Pahlawan-pahlawan dari kedua kitab tersebut menjadi pahlawan dan deaw bagi masyarakat Jawa. Hasil karya lainnya yang sangat erat hubungannya dengan perkembangan pertunjukan wayang, yaitu mulai dipahatnya relief cerita Ramayana dengan lengkap dan bagus dalam dinding candi Roro Jonggrang di Prambanan pada tahun ±782-872 Masehi.

Di Jawa Timur, wayang digambar diatas kain dan sudah diberi warna. Jumlah wayang yang cukup banyak dan sudah dilengkapi dengan kelir, saron, kemanak, suluk, dan sinden. Hal ini dapat diketahui dengan syair Warta Sancaya bait ke 93. Pada tahun 1361 dibuat wayang beber dari kertas yang sudah diringi gamelan slendro. Pertunjukan wayang pada zaman ini dilakukan pada malam hari, dirumah atau tempat yang dianggap keramat oleh orang sakti, kepala keluarga, atau kadang-kadang oleh Raja sendiri. Di Jawa Timur seni pewayangan masih tetap berfungsi untuk kegiatan ritual dan menjadi sarana untuk mendukung wibawa kekuasaan raja.

Pada zaman kerajaan Demak pertunjukan wayang digunakan sebagai media dakwah penyebaran agama Islam, alat pendidikan, dan hiburan. Cerita wayang diambil dari cerita babad, yaitu antara wiracarita Ramayana atau Mahabarata versi Indonesia dengan ccerita yang berisi Islam. Wayang pada zaman ini sudah berbentuk pipih menyerupai bentuk wayang yang terlihat sekarang. Pertunjukan wayang dipimpin oleh seorang dalang yang sekaligus seorang tokoh agama.

Wayang kulit Sebagai Media Dakwah Sunan Kalijaga

 Sunan Kalijaga merukan salah satu wliyullah yang termasuk dalam walisongo. Kedudukannya sebagai seorang wali dikukuhkan dahadapan sunan Giri yang dianggap sebagai ketua para wali dijawa. Sebagai tanda kewalian. Sunan Kalijaga bergelar sunan seperli wali lainnya. Kata sunan berasal dari bahasa Arab yang merupakan kata jamak dari sunnat yang berarti tingkah laku, adat kebiasaan. Adapun tingkah laku yang dimaksud adalah yang serba baik, sopan santun,, berbudi luhur, hidup penuh dengan kebajikan sesuai tuntutan agama Islam. Oleh karena itu seorang sunan akan senantiasa berperilaku penuh kebajikan mengajak kearah dan melarang perbuatan mungkar.

Perenan Sunan Kalijaga dalam berdakwah tampak dalam berbagai kegiatan baik agama secara langsung, bidang pemerintahan , maupun dalam kegiatan seni budaya, yang berkaitan dengan agama Sunan mendirikan masjida Agung Demak bersama Sunan yang lainnya. Selain sebagai sarana ibadah juga sebagai sarana Dakwah. Masjid ini dibangun pada tahun 1479 Masehi.

Dalam seni budaya Sunan Kalijaga ahli dalam menciptakan seni pakaian, seni suara, seni ukir, seni gamelan termasuk juga seni wayang. Bahkan terhadap kesenian wayang ini Sunan Kalijaga dipandang sebagai tokoh yang menghasilkan kreasi baru. Wayang kulit ini merupakan pengembangan baru dari wayang beber yang memang sudah ada sejak lama sejak zaman airlangga. Selain itu, Sunan Kalijaga juga mengarang cerita-cerita baru untuk memainkan pertunjukan wayang.

 

Latar belakang Sunan Kalijaga berdakwah dengan Wayang Kulit

Islam tumbuh di Jawa bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Majapahit sebagai pusat agama Hindu-Budha yang ditandai dengan berdirinya kerajaan Islam di Demak pada tahun 1518 Masehi. Menurut para ahli berdirinya kerajaan Demak merupakan transisi antara kerajaan di daerah pedalaman berpindah kedaerah pesisiran dan beralihnya agama Hindu-Budha ke agama Islam.

Hal menarik yang patut diperhatikan dengan masuknya Islam ke Jawa adalah terletak pada para penguasa. Dalam kaitan ini jargon religius-politik, al nasu ‘ala al-dini mullukihim bahwa agama rakyat berimankan pada ajaran agama rajanya. Berarti beralihnya agama raja ke Islam mempengaruhi rakyatnya untuk masuk Islam sebagai agamanya, walaupun sebagian besar hanya mengucapkan kalimat syahadat dan belum sadar untuk melaksanakan kewajiban sholat dan ajaran Islam lainnya. Sunan kalijaga menggunakan kesenian Wayang kulit ini sebagai media dakwahnya dengan beberapa pertimbangan antara lain: 1) pertunjukan wayang kulit telah dikenal dan menjadi bagian dari masyarakat Jawa. Sebelum Islam datang dan berkembang di Jawa, masyarakat Jawa telah lama menggemari kesenian, baik seni pertunjukan wayang dengan gamelan maupun seni tarik suara. Sunan Kalijaga mengetahui rakyat dari kerajaan Majapahit masih lekat sekali pada kesenian dan kebudayaan, diantaranya masih gemar kepada gamelan dan keramaiankeramaian yang bersifat Syiwa-Budha: 2) didalam kitab Tantu Paggelaran yang merupakan karya akhir zaman akhir Majapahit menguraikan bagaimana terhormat dan dan dijunjung tinggi seorang dalang. Hal ini karena pada zaman itu posisi dalang sebagai seorang pendeta sehingga dihormati dan dipatuhi oleh masyarakat. Wayang yang terbuat dari kulit yang diukir merupakan permainan sakral yang dibawakan oleh para dewa untuk menyampaikan ajaran kedunia.

Pengaruh Ajaran Islam dalam pertunjukan Wayang

Masuknya wayang ke Jawa tidak saja memberikan pengaruh pada bidang agama tetapi juga dalam bidang kebudayaan yang adiluhung yaitu wayang kulit. Ketika kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, semua perlengkapan upacara kerajaan dibawa ke Demak termasuk wayang dan alat gamelan yang merupakan seni budaya istana yang sudah berkembang pada zaman Hindu-Budha. Atas perintah Raden Patah Walisongo meyempurnakan bentuk wayang dan membuat lakon carangan yang didalamnya dimasukan unsur aqidah, ibadah dan akhlaq menurut ajaran Iskam. Sunan Kalijaga memasukan unsur pendidikan Moral,ketuhanan dan hidup bermasyarakat.

Dengan masuknya Islam ke Jawa maka berubahlah bentuk Wayang yang ada sehingga hal ini mempengaruhi cerita yang akan dibawakan,dengan berubahnya bentuk ini dan semakin terperincinya cerita yang dibawakan dalam wayang. Kerana dalam ajaran Islam terdapat adanya larangan penggambaran yang menyerupai bentuk manusia. Fungsi wayang selain sebagai media hiburan juga sebagai sarana politis dalam menyebarankan Islam ditanah Jawa oleh Walisongo. Bentuk wayang juga disempurnakan lagi dan ditambah jumlahnya sehingga dapat dipergunakan untuk memainkan cerita.

Menciptakan lakon carangan

Sunan Kalijaga menciptakan menciptakan lakon-lakon baru berkenaan dengan menyelenggarakan pergelaran-pergelaran wayang dengan upah baginy( sebagai dalang) berupa kalimat syahadat. Untuk memudahkan masyarakat awam dalam menerima dan memahami agama Islam, Sunan Kalijaga juga memasukan rukun Islam kedalam tokoh pandawa lima.

Rukun Islam kesatu adalah kalimat syahadat atau syahadatain yang dijelmakan dalam tokoh Puntadewa sebagai anak sulung dari Pandawa. Dalam cerita wayang sifat-sifat Puntadewa sebagai raja yang memiliki sikap berbudi arif bijaksana, adil dalam perbuatan dan jujur dalam setiap perkataan. Puntadewa ini merupakan pengejawentahan dari kalimat syhadat yang selama mengilhami kearifan dan keadilan. Puntadewa memimpin empat orang saudaranya dalam suka dan duka dan penuh rasa kasih sayang. Demikian pula dengan rukun Islam yang kedua,ketiga,keempat dan kelima. Namun jika tidak menjalankan rukun Islam yang pertama maka yang lain akan sia-sia.

Rukun Islam kedua adalah Sholat yang dipersonifikasikan dalam tokoh Bima atau Werkudara. Dia dikenal sebagai penegak pandawa kerana dia jarang sekali duduk bahkan tidur saja sambil berdiri hal ini seperti halnya sholat yang setiap saat harus dikerjakan tanpa menghalangi apun karena sholat merupakan tiang agama bagi umat Islam.

Rukun Islam ketiga adalah puasa dipersonifikasikan dengan Janak dalam pewayangan Arjuna disebut lelananging jagat atau pria pilihan. Nama arjuna diambil dari kata jun yang berarti jembangan. Benda ini merupakan simbol yang jernih. Kejernihan Arjuna memancar dari wajah dan tubuhnya. Arjuna juga merupakan pecinta seni keindahan, perasaannya yang sangat halus dan hangat. Banyak wanita yang suka dan tergila-gila kepadanya.karena kehalusan budi pekertinya, arjuna sulit mengatakan tidak sehingga ada kesan seolah-olah lemah padahal dia tidak ingin menyakiti hati orang lain. Jadi bagi orang yang suka berpuasa jiwanya menjadi kuat menghadapi segala cobaan.

Rukun Islam keempat dan kelima adalah zakat dan haji yang dipersonifikasikan Nakula-Sadewa. Pandawa bukanlah pandawa jika tidak ada yang kembar meskipun mereka dilahirkan dari ibu yang berbeda. Mereka juga mempunyai kepribadian yang bagus rajin bekerja dan berpakaian bagus. Ibarat orang yang senang mengeluarkan Zakat dan menunaikan ibadah Haji adalah yang giat bekerja, sehingga menjadi kaya dan dermawan, mampu berpakaian cukup sandang dan pangan, maka harta itu berfungsi sosial harus dizakati supaya suci lahir dan batin.

Nilai Filosofis Wayang

Kulit Filsafat menurut masyarakat Jawa ialah usaha manusia untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan tentang hidup menyeluruh dengan mempergunakan kemampuan rasio ditambah indera batin (cipta-rasa). Maka berfilsafat maka cinta kesempurnaan, (ngudi kasempurnan, ngudi kawicaksanaan) dan bukan semata-mata cinta kearifan. Jika orang jawa menyebut bahwa wayang mengandung filsafat yang dalam, dunia wayang memberi peluang bagi orang Jawa untuk melakukan suatu pengkajian filsafi dan mistis sekaligus. Dunia pewayangan kaya sekali dengan lambang atau pasemon, hampir seluruh eksistensi wayang itu sendiri adalah pasemon.

Pergelaran Wayang kulit senantiasa terdiri dari beberapa bagian atau adegan yang saling bertalian antara satu dengan yang lain. Tiap-tiap bagian melambangkan fase atau tingkat tertentu dari kehidupan manusia. Bagianbagian tersebut antara lain:

1. Jejer (adegan pertama), melambangkan kelahiran bayi dari kandungan ibu diatas dunia serta perkembangan masa kanak-kanak sampai meningkat hingga dewasa

2.Perang gagal, melambangkan perjuangan manusia muda untuk melepaskan diri dari kesulitan serta penghalang dalam perkembangan hidupnya

3.Perang kembang, melambangkan peperangan antara baik dengan buruk yang akhirnya dimenangkan oleh pihak yang baik. Perang kembang berlangsung setelah lepas tengah malam. Artinya filosofisnya yaitu setelah orang mengakhiri masa muda sampailah masa dewasa.

4.Perangbrubuh, melambangkan kehidupan manusia yang akhirnya mencapai kebahagiaan hidup hingga penemuan jati diri.

5. Tancep kayon, melambangkan berakhirnya kehidupan artinya pada akhirnya manusia mati, kembali kealam baka menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

Fungsi dan Peranan Wayang masa Sekarang

Rubrik wayang itu identik dengan budaya jawa. Bahkan di era sekarang penggunaan tokoh wayang sering dijadikan sarana refleksi dan keteladanan masyarakat.hal ini sering ditampilkan dalam surat kabar solopos.

Sebagai bentuk kesenian tradisional merupakan produk lokal bahkan selalu menarik dalam media lokalpun sperti televisi orang dari luarpun sudah mengganggap bahwa menanggap wayang sebagai status sosial maka orang dari kalangan luar jawa sudah menganggap wayang sebagai suatu kebudayaan yang unggul dan memiliki nilai-nilai filosofis yang tinggi.

Wayang dalam nilai-nilai budaya jawa punya jenis dan corak yang beraneka ragam salah satunya wayang purwa dan adanya berbagai modifikasi kontemporer dan menjadikan wayang jauh lebih menarik dan wayang dijadikan sebagai realitas budaya jawa yang kaya akan falsafah hidup yang luhur sehingga oleh media situasi dikemas dengan berbagai format yang dapat dijual ataupun memiliki daya tarik tertentu.

Seni karawitan wayang dalam pentas wayng merupakan perpaudaun antara seni suara dengan seni musik. Paduan antara seni suara dan seni musik menjadi identik. Seni karawitan ditunjukan bagaimana rumitnya para niyaga (penabuh gamelan) mengiringi jalannya cerita dengan komposisi musik yang padu, sedangkan seni sastra tergambarkan melalui dalang yang membuat narasi cerita wayang, berakting sesuai watak masing-masing wayang. Gabungan antara keseluruhannya dapat menciptakan pertunjukan wayang kulit yang dapat dinikmati berbagai kalangan masa sekarang dengan seni yang indah,rumit dan kompleks.

Dalam pementasan wayang era sekarang menggunakan media musik antara lain musik klasik dan modern:

(a)    Musik klasik

Musik klasik terdiri dari seperangkat gamelan yang terdiri dari dua laras yakni laras pelog dan laras slendro. Musik gamelan lazimnya terdiri dari saron, demung, kenong, gong, rebab, kendang, gender, gambang, dan demung. Uniknya gamelan alat musik tradisional yang serba bisa. Gamelan merupakan peralatan sederhana yang dapat dipakai untuk mengiringi gendhing-gendhing atau lagu apapun.

(b)    Musik modern

Pementasan wayang dewasa ini tidak hanya didukung musik kalsik yang berupa seperangkat gamelan. Seiring perkembangan zaman, pementasan sering dilengkapi dengan alat musik modern bertenaga listrik seperti keyboard. Keyboard dimanfaatkan untuk menambah pementasan misalnya efek suara dalam adegan adegan tertentu, suara angin, suara hewan dan lain-lain.

Kebudayaan dalam arti tertentu merupakan hasil karya cipta manusia yang dapat dinikmati dengan indera. Pengertian ini mencakup bermacammacam wujud, antara lain adalah penggunaan wayang purwa yang di dalamnya tentu terdapat unsur-unsur budaya daerah. Unsur-unsur budaya daerah ini tentu mengalami kontak-kontak dengan budaya asing yang ada di dalam negeri seiring dengan kemajuan teknologi di era globalisasi maka tidak dapat dipungkiri bahwa intensitas kebudayaan asing di dalam negeri semakin meningkat. Kemajuan dan pesatnya pembangunan di berbagai bidang, terlebih di bidang komunikasi memungkinkan adanya kontak-kontak yang lebih sering dengan kebudayaan asing.

Pertunjukan wayang purwa sangat berdampak positif bagi perubahan sikap dalam masyarakat. Dalam hal ini wayang merupakan bahasa simbol kehidupan yang lebih bersifat rohaniah daripada jasmaniah. Setiap penonton yang melihat pagelaran wayang yang dilihat bukan wayangnya melainkan masalah yang tersirat dalam tokoh pelaku dalam pewayangan itu. Hal ini sejenis dengan perumpamaan ketika orang melihat di kaca rias, orang bukan melihat tebal dan jenis kaca rias itu, melainkan melihat apa yang tersirat dalam kaca tersebut. Masalah pokok dalam pewayangan yaitu menggambarkan proses kehidupan manusia secara totalitas, sebagai pribadi, makhluk sosial maupun sebagai makhluk Tuhan. Muatan di dalam nilai-nilai wayang dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat adalah bagaimana manusia dapat menempatkan dirinya pada tempat yang telah ditentukan oleh Tuhan dan bagaimana manusia memenuhi fungsinya serta menjalankan tugasnya berdasarkan fungsi itu. Di sisi lain, manusia mempunyai tugas-tugas sosial yang mencangkup tugas memelihara, membina, memajukan negara, bangsa dan kemanusiaan pada umumnya. Tugas-tugas seperti ini menurut istilah pewayangan yang digariskan dalam ajaran mahayu hayuning proja, mahayu hayuning bangsa dan mahayu hayuning bawana. Untuk memelihara, membina, memajukan negara, bangsa dan dunia tugas manusia utama adalah memberantas kejahatan, yang diajarkan dalam ajaran sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti. Sebagai bentuk simbolis kehadiran wayang purwa dalam tradisi bersih desa mengandung suatu maksud di balik bentuk atau wujudnya, yaitu ekspresi penghormatan kepada Tuhan maupun roh-roh nenek moyang. Wayang purwa sebagai simbol kehidupan mengandung nilai-nilai yang berharga bagi masyarakat Jawa.

Pengetahuan dan sikap dalam pertunjukan wayang purwa pada dasarnya mencerminkan perilaku bijaksana. Kebijaksanaan hidup manusia jawa yang dimaksudkan merupakan cara ataupun saran untuk menciptakan kehidupan yang selaras dan harmonis agar tercipta kesejahteraan dunia dan akhirat. Wayang purwa secara simbolis memberikan kontribusi positif pada pembentukan sikap hidup manusia dalam upaya mencapai kehidupan yang selaras dengan lingkungan

Pada era yang sekarang pemahaman tentang wayang juga perlu dikaji melalui budaya bahwa orang yang dapat memahami wayang ialah orang yang mampu berbahasa Jawa dengan baik. Di era yang global ini fungsi dan peranan wayang sudah jauh berbeda dengan masa dulu karena pada masa sekarang Wayang Purwa digunakan sebagai media hiburan yang cukup mengasikan dan hal itu kita bisa lihat di televisi maupun media lainya seperti radio juga menyiarkan cerita wayang.

Fungsi wayang yang sesungguhnya sebagai pelestari budaya lokal khususnya Jawa untuk dijadikan budaya Nasional karena nilai-nilai yang terkandung dalam wayang sangatlah komplek. Menyangkut Agama,akhlaq dan sebagainya. Filosofi wayang sangatlah tinggi karena kita menceritakan tentang berbagai lakon carangan dan cerita aslinya. Karena perubahan jaman yang semakin modern maka cerita wayang diubah keberbagai cerita antara seperti wayang tentang kritik terhadap pemerintahan, hal ini mencerminkan bahwa penggunaan wayang selain sebagai media hiburan juga bisa berfungsi sebagai kritik sosial kepada pemerintah. Bahkan penggunaan wayang yang dulunya terbuat dari kulit kerbau sekarang sudah bisa diubah menggunakan kertas A4, dan menggunakan berbagai tokoh cerita yang baru.


Pentingnya merumuskan pertanyaan penelitian yang belum terjawab, namun masih dapat dijawab, dan proses yang dapat digunakan untuk menjawabnya. Mengembangkan pertanyaan penelitian baik dari topik penelitian yang telah terjadi, berasal dari manakah sumber penelitian , tinjauan literatur yang menyeluruh. Banyak mahasiswa yang mengambil topik penelitian film cenderung terlalu luas atau terlalu sempit cakupannya. Jika sebuah pertanyaan dapat dijawab dengan jawaban "ya" atau "tidak" dengan  sederhana, permasalahan tersebut tidak sesuai untuk penelitian. Ketika merumuskan pertanyaan penelitian, disarankan agar mahasiswa film berkomunikasi dengan seorang dosen yang di luar dari jurusan mereka, yang dapat menawarkan perspektif yang berbeda dari sebuah masalah yang akan diteliti. Co-mentorship semacam itu memperluas basis keahlian yang dapat digunakan oelh mahasiswa.

Brainstorming, berguna untuk menghasilkan ide-ide untuk topik penelitian yang lebih fokus, tepat waktu dalam bidang studi yang dipelari.

Memperbaiki Topik, dimulai dengan mencari permasalahan pada area topik yang luas dan dapat diterima dengan baik. Penelitian pendahuluan dan brainstorming yang dimasukkan untuk merumuskan topik, hal ini sangat bermanfaat karena ruang lingkup pertanyaan dapat membuat atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Topik yang terlalu luas dapat menyebabkan frustrasi dan menyebabkan waktu terbuang.

Menggunakan Tinjauan Pustaka dan Waktu untuk Fokus pada Pertanyaan, tinjauan pustaka serta percakapan dengan dosen, teman sebaya, dan mungkin pakar eksternal, dapat berguna untuk memahami pendapat orang lain dalam melihat masalah tersebut dan dapat berguna untuk membantu lebih  fokus untuk mempernaiki penelitian yang sedang dilakukan.

Pertanyaan Panduan untuk Mendefinisikan Topik,

Freewriting, menuliskan tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan dan gagasan lain yang masuk sebagai bahan untuk penelitian yang sedang dilakukan. Menulis adalah cara terbaik untuk mencapai kejelasan dan wawasan tentang masalah yang sedang diteliti.

Topik dalam Film, penelitian mahasiswa film seringkali mengambil bidang sebagai berikut :

a.       Sejarah Film

b.       Pendidikan Film

c.       Film dari Perspektif Interdisipliner

d.       Teori Film

e.       Teknologi Film

 

Merancang Penelitian atau Proyek, memberikan waktu yang lebih  dalam memfokuskan dan memperbaiki topik penyelidikan, sehingga dapat membantu merevisi pertanyaan dalam penelitian yang sedang dilakukan. Mengembangkan dan melaksanakan rencana penelitian yang sedang dilakukan, termasuk merencanakan waktu penelitian yang logis.

Mengatur Timeline, memperhitungkan waktu yang dimiliki untuk membuat penelitian. Ditambah waktu  ketika menemukan aspek tambahan dari penelitian.

Pernyataan Tujuan, dalam banyak bentuk penelitian akademis, para sarjana menyatakan tujuan studi atau proyek mereka dalam satu atau dua kalimat. Dengan menyatakan secara langsung dan ringkas tujuan skripsi akan lebih menjelaskan tujuan kedepannya skripsi yang akan dibuat, serta untuk memudahkan pembaca skripsi di masa depan. Setelah pernyataan tujuan, nyatakan pertanyaan penelitian atau pertanyaan yang akan membimbing studi Anda.

Mentor tambahan, dalam film ada banyak bidang khusus dan berbagai sub bagian yang di mana ditangani oleh berbagai dosen yang berbeda  dalam keahlian yang berbeda (animasi, pembuatan film dokumenter, pengisahan cerita interaktif, teori kritis, sejarah, teater, musik, ilmu komputer, pendidikan, dll.).


Pengertian Geguritan

Puisi di daerah saya dinamakan Geguritan, geguritan adalah kata atau istilah dari bahasa Jawa, berasal dari kata dasar gurit yang berarti tatahan atau coretan. Geguritan merupakan bentuk puisis yang berkembang di kalangan penutur bahasa Jawa dan Bali.

Geguritan berasal dari tembang-tembang, sehingga terdapat beberapa macam geguritan. Di Bali bentuk awal geguritan adalah nyanyian yang memiliki makna dan sajak tertentu, namun di Jawa pengertian Geguritan telah berkembang menjadi sinonim ddengan puisi bebas yaitu puisi yang tidak mengikat pada aturan metrum, sajak, serta lagu.

Sejarah Geguritan

Geguritan atau dalam hal ini puisi Jawa modern mulai muncul pada tahun 1929 di majalah Kejawen dengan terbitnya tiga buah judul geguritan. Pada tahun 1930-1940 terbit tujuh buah karya lainnya. Puisi Jawa modern sempat terhenti pada awal zaman pendudukan Jepang dan baru muncul kembali sesedah revolusi. Puisi Jawa modern ini dipelopori oleh R. Intoyo dan Subagiyo Ilham Notodijoyo.


Contoh Geguritan

Ibu


Ibu

anakmu kang dak wanti wanti

Kang dak kawatirake

Kak kok titipake ana pawiyatan luhur iki

Iki anakmu

Kang durung isa nyenengke ibu

Kang durung bisa nyenengke keluarga

Kang isih dadi tanggunganmu ibu

Nanging ibu

Anakmu iki bakal banggakke ibu

Banggakke keluarga kabeh

Anakmu rak bakal nyerah bu

Kanggo nyekel lintang ana langit

Kang kadhang ditutup mendhung

Kang kadhang mripat wae wis ora bisa weruh

Nanging anakmu iki janji ibu

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Geguritan

https://www.infohpmurah.com/2018/08/33-contoh-puisi-bahasa-jawa-geguritan.html


Tari remo meruakan salah satu kesenian yang dibuat oleh orang-orang yang berprofesi sebagai penari keliling di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Seiring berkembangnya kesenian Ludruk yang ada di Jawa Timur di abad ke-19, Tari Remo digunakan sebagai tarian pembuka dari pertunjuka Ludruk.                                               

Tari remo pada awalnya adalah tarian yang hanya dilakukan oleh kaum pria. Hal ini berkaitan dengan cerita atau tema dari Remo itu sendiri. Tari Remo bercerita kepahlawanan seorang pangeran yang bertempur di medan perang. Untuk itu, sisi yang maskulin sangat ditonjolkan dalam Tari Remo. Dalam perkembangannya, kaum wanita menjadi tertarik untuk mempelajari Tari Remo, oleh karena itu sekarang banyak penari Remo wanita.

Pakaian Tari Remo

Busana yang dipakai Tari Remo sendiri  bermacam-macam, busana Tari Remo dibedakan berdasarkan wilayah kebudayaan dan siapa yang menarikannya. Gaya busana Tari Remo biasanya adalah gaya busana Surabayaan, Malangan, Jombangan, Sawunggaling, dan Remo Putri.

1.      Busana Surabayaan

Dalam busana Surabayaan, aksesoris yang digunakan teridir atas ikat kepala merah(udheng), gelang kaki berbandul(binggel), baju tanpa kancing berwarna hitam bergaya kerajaan abad ke-18. Celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan benang emas, kain batik ( jarik ) gaya Pasisiran yang menjuntai hingga ke lutut , setagen yang diikat di pinggang, serta keris yang diselipkan di belakang. Penari juga memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu , dengan masing - masing tangan penari memegang tiap ujung selendang.

2.      Busana Malangan

Gaya busana Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan benang emas.

3.      Busana Jombangan

Gaya Jombangan, sebagai gaya asli dari Tari Remo, busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni penari hanya mengenakan rompi khas prajurit Jawa abad pertengahan. Jelas sekali bahwa busana Tari Remo gaya Jombangan hanya untuk dibawakan oleh kaum pria.

4.      Busana Sawunggaling

Pada dasarnya busana gaya Sawunggalingan sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan adalah penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam ala kerajaan. Sawunggaling sendiri diambil dari nama Raden Mas Tumenggung Sawunggaling, tokoh legendaris dari Surabaya. Sebuah legenda dari abad ke 17 mengisahkan bahwa Tumenggung Sawunggaling adalah adipati Surabaya yang berhasil mengusir pasukan kompeni pimpinan Jenderal de Boor dari Surabaya . Busana gaya Sawunggalingan terilhami dari kisah kepahlawanan Tumenggung Sawunggaling itu sendiri.

5.      Busana Remo Putri.

Tari Remo gaya putri memiliki ciri khas sendiri, walaupun secara garis besar penggunaan pakaian dan aksesoris hampir sama dengan busana gaya pria. Namun dalam perkembangannya , penari Remo Putri juga memakai sanggul dan cunduk mentul , memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu. Remo Putri yang seperti itu sering disebut sebagai Tari Beskalan, yang terutama berkembang di wilayah Kabupaten Malang.

Irama musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah seperangkat gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung atau babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slenthem, siter, suling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Gamelan yang digunakan sama seperti gamelan yang digunakan untuk mengiringi pentas pertunjukan Ludruk, menggunakan laras slendro. Kecuali untuk Remo Putri yang sudah berkembang menjadi Tari Beskalan, gamelan yang digunakan menggunakan laras pelog. Jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah irama Jula-Juli dan Tropongan, dapat juga berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending gending kreasi baru. Berbeda dari tari-tarian Jawa yang lain, Tari Remo hanya diiringi dengan instrumen tanpa seorang waranggana atau sinden yang membawakan tembang. Jika Tari Remo dibawakan sebagai pembuka pertunjukan Ludruk, penari biasanya juga menyanyikan sebuah lagu di tengah tengah tariannya.

Fungsi  dan Makna Tari Remo

Berdasarkan perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu – tamu kenegaraan. Selain itu tari remo juga sering ditampilkan dalam festival kesenian daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Oleh karena itulah kini tari remo tidak hanya dibawakan oleh penari pria, tetapi juga oleh penari wanita. Sehingga kini muncul jenis tari remo putri. Dalam pertunjukan tari remo putri, umumnya para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.

DAFTAR PUSTAKA

http://infobimo.blogspot.com/2014/11/sejarah-tari-remo.html

https://www.romadecade.org/tari-remo/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Remo


Tari Lahbako adalah tarian tradisional asli Jember, Jawa Timur, yang menggambarkan kehidupan para petani tembakau. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh beberapa penari perempuan dengan gerakan yang menggambarkan aktivitas para petani di ladang atau kebun tembakau.

Tari Lahbako diciptakan pada 1980an yang diprakarsai oleh Bupati Jember pada saat itu. Daerah Jember sendiri merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbaik dan terbesar di Indonesia. Selain itu tarian ini juga merupakan bentuk penghargaan terhadap peran perempuan Jember terhadap industri tembakau di sana.

Nama Tari Lahbako merupakan gabungan dari 2 kata yaitu Lah dan Bako. Kata Lah sendiri merupakan potongan dari kata olah atau mengolah. Sedangkan kata Bako merupakan singkatan dari kata tembakau. Sehingga Tari Lahbako dapat diartikan sebagai tarian yang menggambarkan pengolahan tembakau.

Kostum yang digunakan dalam pertunjukan tari ini pada dasarnya merupakan busana tradisional. Pada bagian kepala penari menggunakan sanggul Cemol, yaitu jenis sanggul yang memanjang keatas. Selain itu berbagai aksesoris seperti bendera kecil hiasan, anting–anting, dan hiasan lain berbentuk daun tembakau. Untuk baju yang digunakan, biasanya menggunakan baju kebaya. Kemudian pada bagian bawah menggunakan kain panjang atau sarong dan celemek atau tatakan yang biasanya digunakan para petani untuk mengukur daun yang akan dipetik.

Berawal dari tari kreasi yang kaya akan nilai di dalamnya, Tari Lahbako sekarang menjadi tarian yang sangat terkenal dan dibanggakan oleh masyarakat Jember. Terbukti dengan menjadikan Tari Lahbako sebagai salah satu icon kota Jember. Tarian ini masih terus dilestarikan dan dipelajari, baik di sanggar seni maupun diperkenalkan melalui bidang pendidikan. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu besar, festival budaya dan acara besar lainnya. Diharapkan dengan cara tersebut kesenian ini bisa di lestarikan dan dapat memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesenian Tari Lahbako.

Busana yang digunakan dalam tari Lahbako ini juga mencerminkan lambang-lambang yang digunakan oleh para pekerja tembakau tersebut. Pada bagian kepala penari menggunakan hiasan bendera yang menunjukkan bagian dari tugas masing-masing pekerja. Baju menggunakan kebaya yang menjadi ciri khas para pekerja tembakau. Jarik atau sarung dengan gambar daun tembakau yang merupakan identitas tari Lahbako. Ditambah dengan celemek yang bertuliskan PD, B, BB, A, AA yang merupakan symbol dari daun tembakau yang dibedakan menurut panjang/lebar daun tembakau. Iringan musik tari Lahbako ini menggunakan Kendang Patrol yang merupakan musik khas Jember. 


                                                                         PEMBAHASAN

A.    Gambaran Umum Perusahaan

National Broadcasting Company (NBC) adalah jaringan televisi Amerika Serikat. Kantor pusat NBC berada di Gedung Ge, Rockefeller Centre, New York City. Didirikan tahun 1926 oleh Radio Corporation of America (RCA), NBC adalah jaringan penyiaran utama di Amerika Serikat yang pertama. Pada tahun 1986, NBC menjadi milik General Electric setelah GE membeli RCA seharga $6,4 miliar. Di America Serikat, NBC disaksikan oleh pemirsa di sekitar 112 juta rumah tangga, atau sekitar 98,6% pemirsa di AS. NBC memiliki 10 stasiun televisi yang dioperasikan sendiri, dan hampir 200 stasiun televisi yang berafiliasi di Amerika Serikat dan teritorinya.

Di Indonesia sendiri terdapat portal berita yang bekerja sama dengan NBCUniversal, divisi dari Comcast yang dinamai Consumer News and Business Channel Indonesia (CNBC Indonesia) yang luncurkan pada 8 Februari 2018, dan siaran televisinya mulai mengudara pada 10 oktober 2018.  

 

B.     Uraian Elemen Desain

NBC dulu dikenal dengan logo burung merak. Ketika burung dikenalkan sebagai logo pada tahun 1956. NBC menggunakan logo merak dikarenakan jaringan televisi asal Amerika Serikat ini mengusung slogan “Bangga Seperti Burung Merak”.

Penggunaan slogan ini juga masih dpertahankan dan di terapkan dalam logo NBC yang digunakan sampai sekarang.

             

Dalam desain logo CNBC penulis menemukan terdapat 3 bagian utama yang di pergunakan. Bagian-bagian yang ditemukan dalam logo CNBC yaitu :

1.      Kepala burung merak.

2.      Bulu merak yang berwarna warni.

3.      Huruf nama perusahaan CNBC.

Penemuan bagian yang terdapat dalam logo CNBC ini selaras dan sejalan akan hal yang ingin di sampaikan dalam selogan dan logo yang dipakai oleh CNBC. Dan juga menurut penulis yang sudah membaca latar belakang perusahaan. Penggunaan logo CNBC yang mempertahankan icon burung merak, sampai sekarang masih dapat menggambarkan slogan yang ingin di sampaikan.

C.    Interpretasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) interpretasi dapat diartikan sebagai pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu tafsiran. Sehingga Interpretasi dapat diartikan sebagai sebuah penjelasan yang mengandung makna atau sebuah pendapat dari pandangan teoritis dari suatu objek yang dihasilkan dari pemikiran yang mendalam yang dipengaruhi oleh latar belakang orang yang membuat interpretasi. Oleh karena itu penulis akan membuat Interpretasi berdasarkan ilmu yang sudah dipelajari oleh penulis dan latar belakang penulis sebagai mahasiswa Televisi dan Film.

a)      Penggunaan Kepala Burung Merak

                             




Sesuai dengan slogan yang digunakan oleh NBC yaitu “Bangga Seperti Burung Merak” penggunaan kepala burung merak didasasri oleh slogan tersebut yang sekaligus digunakan sebagai ikon ciri khas NBC.

Selain menggunakan kepala burung merak, jika diperhatikan lebih lanjut, kepala burung merak yang ada di logo CNBC menghadap ke arah kanan yang dapat diartikan jaringan televisi CNBC yang melihat ke arah masa depan.

b)     Enam Bulu Merak



                              Penggunaan eman bulu merak berwarna di dalam logo CNBC ini sekaligus mewakili                               setiap departemen yang ada di CNBC, yaitu :

1.      Departemen Berita.

2.      Departemen Olahraga.

3.      Departemen Hiburan.

4.      Departemen Stasiun

5.      Departemen Jaringan.

6.      Departemen Produksi.

c)      Huruf CNBC


 

 

Analisa huruf dalam logo CNBC kali ini akan menggunakan ilmu tipografi.

Menurut Danton Sihombing (Anggota DGI.2001:58). Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi adalah sifat verbal dan seperti visual dan efektif.

Menurut Roy Brewer (1971) dalam buku “Pengantar Tipografi” tipografi memiliki arti luas, yang meliputi penataan dan pola halaman, atau cetakan atau dalam arti yang lebih sempit hanya mencakup pemilihan, pengaturan, dan berbagai hal yang berkaitan dengan jalur pengaturan huruf (set), tidak termasuk ilustrasi dan elemen lainnya, bukan surat di halaman dicetak.(Sudiana,2001:2).

Dari pengertian di atas penulis mengartikan tipografi sebagai teknik memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebaran hurufnya berada dalam ruang yang tersedia untuk menciptakan kesan tertentu sehingga seseorang dapat memiliki kesan dan kenyamanan dalam melihat serta membacanya.

Dengan begitu huruf CNBC dalam logo ini dapat diartiakan sebagai penggambaran identitas atau informasi mengenai sebuah perusahaan.

a)      Font

Dalam ilmu tipografi pemilihan font juga berpengaruh terhadap setiap makna yang terkandung dalam logo CNBC tersebut. Penggunaan font dalam huruf CNBC yaitu menggunakan sans-serif karena hurufnya tidak memiliki ekor pada ujung tiap-tiap hurufnya. sans-serif memberikan kesan formal dan sederhana pada pembaca. Font sans-serif biasnya digunakan untuk font isi konten karena memberikan kenyamanan saat dibaca. Oleh karena itu CNBC menggunakan font Sans-serif untuk memberikan kesan nyaman kepada pembaca.

b)     Ketebalan Teks

Huruf CNBC juga menggunakan styling teks bold  sehingga terlihat mempertegas huruf CNBC pada logo.

c)      Warna

Secara default, warna teks yang ditampilkan dalam desain logo CNBC adalah hitam pekat dengan interval (#000). Namun dalam pengamatan penulis bisa jadi kalau warna dalam huruf CNBC ini kurang pekat atau dengan menggunakan warna hitam keabu-abuan dari interval (#333 - #999). Penggunaan warna hitam keabu-abuan dalam desain Huruf CNBC ini memberikan kesan lebih modern.


 

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari data yang di peroleh di atas logo CNBC mengandung beberapa makna yang mencerminkan slogan serta tujuan dari CNBC. Penggunaan font sans-serif juga dipergunakan untuk memberikan kesan agar pembaca atau penonton menjadi nyaman saat meihat CNBC. Serta warna dalam logo yang menggunakan hitam keabu-abuan agar membuat kesan modern pada logo CNBC.

 

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.org.(2020,06 November ). Gambar logo CNBC diakses pada 06 November 2020, dari https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e3/CNBC_logo.svg/200px-CNBC_logo.svg.png

Gurupendidikan.co.id.(2020,06 November). Pengertian Tipografi dan Menurut Para Ahli. Diakses pada 06 November 2020, dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-tipografi/

Devaradise.co.id. (2020, 06 November). Panduan Lengkap Tipografi Pemakaian Font dalam Web. Diakses pada 07 November 2020, dari https://www.devaradise.com/id/2015/03/mengenal-tipografi-tips-penggunaan-font-website.html

Aris Setiawan R.

Categories

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pages

Wayang Kulit

PENDAHULUAN Kehidupan masyarakat Jawa yang penuh dengan tradisi mulai mengalami perubahan ketika Islam memasuki pulau Jawa. Para pembawa d...

Adsense

Adsense

Popular Posts