TARI REMO, JOMBANG JAWA TIMUR
Tari remo meruakan salah satu kesenian yang dibuat oleh orang-orang yang berprofesi sebagai penari keliling di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Seiring berkembangnya kesenian Ludruk yang ada di Jawa Timur di abad ke-19, Tari Remo digunakan sebagai tarian pembuka dari pertunjuka Ludruk.
Tari
remo pada awalnya adalah tarian yang hanya dilakukan oleh kaum pria. Hal ini
berkaitan dengan cerita atau tema dari Remo itu sendiri. Tari Remo bercerita
kepahlawanan seorang pangeran yang bertempur di medan perang. Untuk itu, sisi
yang maskulin sangat ditonjolkan dalam Tari Remo. Dalam perkembangannya, kaum
wanita menjadi tertarik untuk mempelajari Tari Remo, oleh karena itu sekarang
banyak penari Remo wanita.
Pakaian Tari Remo
Busana
yang dipakai Tari Remo sendiri
bermacam-macam, busana Tari Remo dibedakan berdasarkan wilayah
kebudayaan dan siapa yang menarikannya. Gaya busana Tari Remo biasanya adalah
gaya busana Surabayaan, Malangan, Jombangan, Sawunggaling, dan Remo Putri.
1.
Busana
Surabayaan
Dalam busana Surabayaan, aksesoris yang digunakan
teridir atas ikat kepala merah(udheng), gelang kaki berbandul(binggel), baju
tanpa kancing berwarna hitam bergaya kerajaan abad ke-18. Celana sebatas
pertengahan betis yang dikait dengan benang emas, kain batik ( jarik ) gaya
Pasisiran yang menjuntai hingga ke lutut , setagen yang diikat di pinggang,
serta keris yang diselipkan di belakang. Penari juga memakai dua selendang,
yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu , dengan
masing - masing tangan penari memegang tiap ujung selendang.
2.
Busana
Malangan
Gaya busana Malangan pada dasarnya juga sama dengan
busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang
hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan benang emas.
3.
Busana
Jombangan
Gaya Jombangan, sebagai gaya asli dari Tari Remo,
busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni
penari hanya mengenakan rompi khas prajurit Jawa abad pertengahan. Jelas sekali
bahwa busana Tari Remo gaya Jombangan hanya untuk dibawakan oleh kaum pria.
4.
Busana
Sawunggaling
Pada dasarnya busana gaya Sawunggalingan sama dengan
gaya Surabayan, namun yang membedakan adalah penggunaan kaus putih berlengan
panjang sebagai ganti dari baju hitam ala kerajaan. Sawunggaling sendiri
diambil dari nama Raden Mas Tumenggung Sawunggaling, tokoh legendaris dari
Surabaya. Sebuah legenda dari abad ke 17 mengisahkan bahwa Tumenggung
Sawunggaling adalah adipati Surabaya yang berhasil mengusir pasukan kompeni
pimpinan Jenderal de Boor dari Surabaya . Busana gaya Sawunggalingan terilhami
dari kisah kepahlawanan Tumenggung Sawunggaling itu sendiri.
5.
Busana
Remo Putri.
Tari Remo gaya putri memiliki ciri khas sendiri, walaupun secara garis besar penggunaan pakaian dan aksesoris hampir sama dengan busana gaya pria. Namun dalam perkembangannya , penari Remo Putri juga memakai sanggul dan cunduk mentul , memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu. Remo Putri yang seperti itu sering disebut sebagai Tari Beskalan, yang terutama berkembang di wilayah Kabupaten Malang.
Irama
musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah seperangkat gamelan, yang biasanya
terdiri atas bonang barung atau babok, bonang penerus, saron, gambang, gender,
slenthem, siter, suling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Gamelan yang
digunakan sama seperti gamelan yang digunakan untuk mengiringi pentas
pertunjukan Ludruk, menggunakan laras slendro. Kecuali untuk Remo Putri yang
sudah berkembang menjadi Tari Beskalan, gamelan yang digunakan menggunakan
laras pelog. Jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo
adalah irama Jula-Juli dan Tropongan, dapat juga berupa gending Walangkekek,
Gedok Rancak, Krucilan atau gending gending kreasi baru. Berbeda dari
tari-tarian Jawa yang lain, Tari Remo hanya diiringi dengan instrumen tanpa
seorang waranggana atau sinden yang membawakan tembang. Jika Tari Remo
dibawakan sebagai pembuka pertunjukan Ludruk, penari biasanya juga menyanyikan
sebuah lagu di tengah tengah tariannya.
Fungsi dan Makna Tari Remo
Berdasarkan
perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni
tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring
berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka
pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu – tamu
kenegaraan. Selain itu tari remo juga sering ditampilkan dalam festival
kesenian daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Oleh karena
itulah kini tari remo tidak hanya dibawakan oleh penari pria, tetapi juga oleh
penari wanita. Sehingga kini muncul jenis tari remo putri. Dalam pertunjukan
tari remo putri, umumnya para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan
kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.
DAFTAR PUSTAKA
http://infobimo.blogspot.com/2014/11/sejarah-tari-remo.html
https://www.romadecade.org/tari-remo/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Remo
Comments
Post a Comment